Perencanaan Keuangan Rumah Tangga

Setelah melajang selama kurang lebih 25 tahun dan akhirnya gw memutuskan untuk menikah dengan seorang laki-laki yang gw kenal selama setahun terakhir, gw mulai berfikir untuk merencanakan keuangan gw lebih teratur dan disiplin. Mengapa? karena selama gw melajang, uang tabungan yang berasal dari gaji gw habis untuk traveling dan shopping hehehe. Well, di umur 25 tahun gw sudah berada pada titik *cukup puas* dengan jiwa berpetualang sendiri dan juga hahahihi sama temen-temen, walaupun belum semua tempat yang pengen gw kunjungi tercapai. Anyhow, setelah menikah dan dalam waktu beberapa bulan lagi akan memiliki bayi, beberapa perencanaan keuangan yang harus gw lakukan adalah merencanakan pos pos tabungan dan investasi dari penghasilan gw dan suami. Adapun beberapa hal yang wajib gw alokasikan dari penghasilan gw dan suami selain dari pada pengeluaran rutin (termasuk cicilan rumah, makan, bayar ART, iuran bulanan komplek, transport, dll) adalah:

1. Tabungan Pendidikan Anak: Bisa berupa asuransi pendidikan atau reksadana
2. Dana Pensiun: Bagusnya sih reksa dana aja atau asset yang nilainya bisa naik terus (mungkin kalau yang punya duit banyak bisa bikin kos-kosan didaerah kampus or beli apartemen deket kampus, sekarang kan di depok banyak banget apartemen baru hehehe monggo kalau punya modal)
3. Asuransi Jiwa
4. Dana Darurat: Buat jaga-jaga bila ada sesuatu yang terjadi, idealnya sih 3x pengeluaran bulanan kita hehehe.

Keempat hal diatas adalah hal-hal wajib yang menurut gw dan beberapa perencana keuangan wajib miliki. Pertama, untuk tabungan pendidikan anak mungkin agak berbeda dibanding cara ortu gw mengelola. Secara mereka berdua dulu PNS dengan gaji pas-pasan :(. Jaman dahulu ketika gw dan kakak gw butuh uang sekolah (khusunya ketika masuk kuliah *ini yang paling butuh duit), ortu gw menjual asset yang mereka miliki atau pinjam di bank hehehe. Alhamdulillah walaupun ortu masuk kategori PNS bukan pejabat tinggi, kehidupan kita yang sangat sederhana sehingga ortu masih bisa punya rumah lebih dari 1 yang suatu saat bisa dijual buat keberlangsungan pendidikan kita hehehe. Untuk rumah masa depan anaknya mah urusan kita-kita, prinsip ortu gw adalah mengantarkan kita ke gerbang pendidikan yang tinggi sehingga diharapkan bisa memiliki pekerjaan yang layak.

Sebenernya ada beberapa rules of thumb dalam hal perencanaan keuangan rumah tangga yang gw tahu misalnya untuk pos pinjaman tidak boleh melebihi dari 30% penghasilan kita berdua. So far untuk hutang rumah tangga kita baru ada 1 yaitu cicilan rumah yang nilainya sekitar 14% dari penghasilan kita. Nah rencananya nih tahun depan gw mau ganti mobil dimana mobil yang sekarang kita punya menurut gw sudah tidak sesuai dengan kategori "mobil keluarga" belum kalo nyokap bokap gw dateng ke Jakarta + anak bayi nanti sudah lahir, jadilah sisa porsi untuk tambahan pinjaman cicilan mobil adalah 16% dari penghasilan kita hikshiks...

Well, ternyata sodara-sodara, pengaturan keuangan setelah menikah itu rumit bin rempong, gaya hidup kita sewaktu single tidak bisa diikuti lagi. Dan untungnya gw sama suami sudah cukup puas menikmati masa muda kita xixixi.

Sekian dan salam hemat :)

Komentar

Postingan Populer