Story in Korea (part2)

Hi blog...
Kali ini saya mau menulis tentang kisah sehari-hari yang tak luput dari kehidupan manusia, kisah yang mungkin terkesan simpel dan sangat biasa terjadi pada orang pada umumnya. Tetapi bagi saya InsyaAllah kisah ini bisa berguna bagi orang yang membacanya.

Terkait dengan judul tulisan saya diatas yaitu Story in Korea (part2). Kali ini saya akan bercerita kisah kehidupan suka dan duka saya selama hidup di korea (kurang lebih 3 minggu).

Saya ingin bercerita tentang bagaimana melaksanakan kewajiban seorang muslim di tengah-tengah kehidupan perkuliahan.Ya,,semenjak kuliah yang saya ambil di semester ini cukup padat yaitu 6 kuliah dalam 1 semester, dimana setiap hari saya mempunyai tiga matakuliah yang harus dihadiri. Pagi sampai petang. Kepadatan kuliah ditengah fasilitas kampus yang tidak menyediakan mushola buat orang muslim menjalankan ibadah tidaklah menjadi hambatan. Apa yang saya lakukan?? sebenernya untuk solat subuh dan isya mungkin tidak ada masalah, karena saya bisa mengerjakan di rumah. Tetapi untuk sholat dzuhur, asar dan magrib mungkin agak sedikit susah bilamana jadwal kuliah saya berkelanjutan (non stop). Tetapi kita tidak boleh mengenal kata susah. yang namanya ibadah merupakan hal wajib dalam Islam, dan dimanapun kapanpun kita harus menjalankan ibadah wajib (salah satunya sholat 5 waktu). Sebagai analogi, Islam juga sudah mengajarkan bagaimana cara Sholat dalam keadaan perang, dimana perang merupakan suatu kondisi yang sulit, solat dalam keadaan sakit dll. Jadi dalam menjalankan ibadah sholat tidak boleh ada kata sulit atau susah.

Saya ingin mengambil contoh dari pengalaman saya selama disini. Setiap hari selasa dan kamis, saya punya jadwal kuliah ditengah2 solat dzuhur dan ashar. Kuliah sesi 1 dimulai pukul 12.40 dimana waktu dzhur belum masuk pada waktunya, karena waktu dzuhur untuk bulan februari di 12.40 keatas. Kelas berakhir pukul 14.20 dan lanjut pukul 14.30, artinya saya hanya punya waktu 10 menit jeda untuk istirahat Dzhuhur. Akhirnya setelah kuliah saya langsung mencari tempat sepi untuk solat dengan tak lupa membawa sajadah dan kompas kiblat. Alhamdulillah saya memakai jilbab jadi saya tidak perlu memakai mukena lagi karena pakaian saya sudah memenuhi syarat pakaian wanita ketika sholat (menutupi aurat kecuali muka dan telapak tangan). Alhamdulillah inilah yang saya lakukan setiap saya memiliki kelas padat pada waktu solat dzuhur dan ashar. Bagaiman dengan wudhu? (sebelum berangkat ke kampus saya selalu berwudu dan selama disini saya berusaha untuk selalu menjaga wudhu, karena wudhu disini tidak ada tempat khusus seperti di indonesia). Kalaupun wudhu saya batal, saya mencari toilet yang sepi yang jarang didatangi mahasiswa (supaya mereka gak mikir aneh2 pada saat saya wudhu). Karena pada umumnya orang yang tidak mengenal islam pasti akan melihat aktivitas wudhu kita merupakan aktivitas yang aneh..

Begitulah pengalaman saya selama di korea.. Alhamdulillah saya belum pernah menjamak sholat disini, karena menjamak pun tidak boleh karena saya akan tinggal disini selama 1 tahun (permanen).

Intinya, Islam tidak menyusahkan kita dalam beribadah, islam itu agama yang memudahkan, tetapi dalam mempelajadi kemudahan kita harus tetap mengetahui dasar hukumnya :).

Kesimpulanya dimanapun kita berada di atas bumi manapun kita tidak boleh lupa menyembahnya,, bersyukur atas karunia yang diberikan kepadanya.

Tulisan ini bukan ditujukukan untuk seolah-olah riya, tapi bagaimana kita memberikan contoh pengalaman bilamana ada muslim lain yang merasa sulit sholat dll di tempat yang tidak ada fasilitas bagi muslim untuk sembahyang :).

Seorang teman dari Guatemala pernah bertanya, apakah kamu tidak merasa susah mengejar solat di tengah2 kelas yang berkelanjutan seperti itu. Sayapun menjawab " Ketika kita meyakini suatu hal dan itu menjadi bagian dari keyakinan kita, maka apapun yang menjadi kewajiban bukanlah suatu beban bagi kita"

Semoga tulisan ini bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb

Komentar

Postingan Populer